Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
NEWS  

Inggris Berjanji Kembalikan Manuskrip dan Naskah-naskah Karaton Yogya

CIO—Manuskrip dan naskah-naskah Karaton Yogyakarta yang dirampas Inggris pada peristiwa Geger Sepehi pada 20 Juni 1812 menjadi catatan sejarah penting yang harus diketahui.

Manuskrip dan naskah-naskah itu masih tesimpan di British Library, Inggris, 75 di antaranya telah dikembalikan kepada Karaton Yogyakarta.

Namun, sebagian manuskip dan naskah-naskah milik Karaton Yogya yang dikembalikan pada Maret 2019 silam itu bukan aslinya melainkan hanya dalam bentuk digital.

“Kami senang bahwa digitalisasi manuskrip yang dilakukan tahun 2019 berjalan sangat baik,” kata Duta Besar Inggris, Owen Jenkins, pada Selasa (21/6/2022) di Yogya.

Kepada penerus Kerajaan Mataram, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Dutas Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste itu tidak menjelaskan secara detail terkait manuskrip dan naskah-naskah yang dirampas dari Kraton Yogya.

Masyarakat Yogya pada umumnya menanyakan masnuskrip dan naskah-naskah asli yang dikembalikan dalam bentul file gambar dan bukan yang asli.

Saat menemui Raja Yogya di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Duta Besar Inggris itu lebih dominan membicarakan kerja sama ekonomi digital, ekonomi kreatif dna pendidikan.

Kedatangan Duta Besar Inggris ke Yogya sekaligus dalam rangka menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan G-20 serangkaian Presidensi G-20 yang diselenggarakan di Yogya.

Jenkins mengakui mengembalikan manuskrip dan naskah-naskah kepada pemiliknya (Kraton Yogya) harus dilakukan agar sejarah dapat kembali diceritakan.

“Merawat, mengembalikan, dan menceritakan kembali sejarah yanga ada pada manuskrip dan naskah-naskah milik Karaton Yogya menjadi hal patut untuk terus dilakukan,” katanya.

Kepada awak media dirinya menyatakan dukungannya terhadap proyek-proyek perawatan manuskrip dan naskah-naskah milik Karaton.

Pertemuan Jenkins dengan Raja Yogya bahkan membicarakan kerja sama digitalisasi manuskrip dan naskah-naskah Mataram yang diprioritaskan untuk digitalisasi masa depan.

“Sri Sultan juga berbicara banyak tentang kerja yang dilakukan Karaton dalam mendukung proyek ini dan ada prioritas untuk digitalisasi di masa depan,” katanya.

Kerja sama yang akan dilakukan itu di antaranya adalah seminar dan pameran.

“Kami sangat menantikan kerja sama lebih lanjut di bidang ini,” pungkasnya.