Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
NEWS  

Dua Warga Ciamis Jadi Korban Tanah Longsor, 24 Wilayah di Indonesia Waspadai Cuaca Ekstrem

Dua Warga Ciamis Jadi Korban Tanah Longsor, 24 Wilayah di Indonesia Waspadai Cuaca Ekstrem

JAKARTA(Cakrawalaindonesia.online) – Dua warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor yang terjadi di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat (Jabar), pada Ahad (11/09/2022).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis melaporkan bahwa peristiwa itu terjadi ketika hujan dengan intensitas tinggi pada pukul 20.00 WIB ditambah lagi dengan kondisi tanah yang labil di lokasi kejadian.

Sebanyak 28 KK atau 88 jiwa di Desa Sukahurip dan Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti terdampak bencana itu. Beberapa warga Desa Sukamaju terpaksa mengungsi di masjid yang tak jauh dari permukiman dan korban meninggal dunia telah dimakamkan, pada Senin (12/09/2022).

BPBD Kabupaten Ciamis saat ini berfokus pada penanganan longsor di Desa Sukamaju untuk evakuasi dan penyelamatan warga serta pembukaan akses jalan yang tertimbun material longsoran.

Tanah Longsor di Cilacap

Kejadian tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), pada Ahad (11/09/2022) sekitar pukul 15.30 WIB.

BPBD Kabupaten Cilacap telah mencatat wilayah yang terdampak adalah Desa Tambaksari yang berbatasan dengan Desa Palugon, Kecamatan Wanareja.

Dari hasil asesmen di lapangan, turap dengan tinggi 3,5 meter dan panjang 8 meter, longsor sehingga menimpa rumah non permanen milik seorang warga di Desa Tambaksari.

Selain itu, tebing dengan tinggi 6 meter, serta panjang 5 meter dan lebar 2 meter juga mengalami longsor dan menimpa rumah seorang warga. Satu rumah milik warga yang lain juga terancam terbawa longsoran dikarenakan jarak rumah dengan patahan longsor cuma berjarak 1 meter.

Guna meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan, warga terdampak sementara mengungsi ke rumah kerabat.

BPBD Kabupaten Cilacap juga melaporkan, tebing yang menjadi lahan milik Perhutani juga mengalami longsor dengan ketinggian 8-15 meter sehingga menutup jalan lintas kabupaten pada 4 titik dengan panjang antara 10 meter hingga 20 meter.

Dengan adanya longsoran material tersebut, jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda dua. Selain terdiri dari tanah dan lumpur, material longsoran juga berupa batang pohon pinus yang telah ditebang.

Beruntung tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut, namun mobilitas warga dari Desa Palugon, Desa Jambu dan Desa Cigintung menjadi terhambat. Apabila masyarakat ingin turun ke wilayah bawah harus melalui jalan memutar dengan estimasi penambahan jarak tempuh kurang lebih 20 kilometer.

BPBD Kabupaten Cilacap sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy dan pihak terkait. Sementara jalur yang tertimbun material longsor telah dibersihkan dengan menggunakan alat berat dan saat ini telah dapat dilalui oleh kendaraan.

Waspada Cuaca Ekstrem di 24 Wilayah

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan peningkatan curah hujan, fenomena hujan sedang hingga lebat dan dapat disertai petir serta angin kencang diprakirakan masih akan melanda 24 wilayah provinsi di Indonesia, terhitung sejak Sabtu (10/09/2022) hingga sepekan ke depan atau pada hari Ju’mat (16/09/2022).

Meneruskan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ke-24 wilayah itu meliputi wilayah Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.

Selanjutnya wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Menyikapi itu, maka BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat serta pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiap-siagaan.

Guna mengantisipasi bencana angin kencang, perlu adanya upaya seperti monitoring kekuatan struktur baliho dan pemangkasan cabang dan ranting pohon-pohon besar di wilayah perkotaan hingga desa, pemantauan lereng perbukitan, pembersihan saluran drainase perkotaan agar dilakukan secara berkala.

Sedangkan untuk mengantisipasi potensi ancaman bencana hidrometerologi basah lainnya seperti banjir dan tanah longsor, BNPB mengimbau agar melakukan upaya seperti monitoring lereng perbukitan, susur sungai, pembersihan aliran sungai, kanal, saluran drainase permukiman, dan saluran irigasi secara berkala guna meminimalisir potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan.

Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau di lereng gunung maupun tebing agar mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman.

Pastikan mendapatkan perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.(***)