Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Dorong Kemudahan Regulasi dan Pembiayaan, Wamenekraf Ingin Perkuat Ekosistem Galeri dan Museum

Wamenekraf
Dorong Kemudahan Regulasi dan Pembiayaan, Wamenekraf Ingin Perkuat Ekosistem Galeri dan Museum

JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, bertemu dengan Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia (AGSI) untuk membahas tantangan dalam pengelolaan galeri dan museum di Indonesia.

Dalam pertemuan itu, Irene menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung perkembangan industri galeri dan museum, khususnya melalui percepatan regulasi yang lebih fleksibel. Salah satu kendala utama yang disampaikan AGSI adalah proses ekspor dan impor karya seni yang masih terhambat oleh birokrasi yang kompleks.

“Pemerintah akan berupaya membantu dengan berkoordinasi bersama Bea Cukai untuk menyederhanakan prosedur ekspor dan impor karya seni. Selain itu, kami juga mencari solusi terkait pembiayaan agar industri seni dapat berkembang lebih optimal,” ujar Irene di Menara Merdeka, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Lebih lanjut, Wamenparekraf mendorong pelaku industri seni rupa untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang disediakan pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan koperasi. Program ini diharapkan dapat membantu pengelola galeri dalam mengatasi kendala modal.

“Kami ingin memastikan bahwa industri seni rupa memiliki akses terhadap pembiayaan yang lebih mudah dan terjangkau. KUR dan koperasi bisa menjadi solusi agar ekosistem seni terus berkembang,” tambahnya.

Ketua AGSI, Maya Sujatmiko, mengungkapkan bahwa industri galeri di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait keterbatasan ruang pameran yang memadai.

“Dukungan pemerintah sangatlah penting. Persaingan dengan galeri internasional semakin ketat, sementara ketersediaan tempat pameran masih terbatas. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” kata Maya.

AGSI berharap pemerintah dapat memberikan dukungan konkret untuk menciptakan ekosistem yang lebih kondusif bagi industri galeri dan museum, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami ingin ada tindak lanjut nyata dari diskusi ini agar berdampak positif bagi dunia seni rupa di Indonesia,” tambah Maya.

Selain membahas tantangan industri, pertemuan ini juga menyoroti peluang penyelenggaraan Jakarta Art Week, yang diharapkan menjadi platform bagi seniman dan galeri lokal untuk dikenal di kancah global. Kemenparekraf siap memberikan dukungan guna merealisasikan agenda ini sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan industri seni rupa nasional.