Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Buku Baru: Islam, Otoriterianisme dan Ketertinggalan

Oleh: Nugroho Noto Susanto, Pecinta Buku.

(CIO) — Sila teman-teman miliki buku yang terbit di Desember 2020. Buku berjudul Islam, Otoriterianisme dan Ketertinggalan ditulis oleh Ahmet T. Kuru, seorang Guru Besar Ilmu Politik dan Direktur Center for Islamic and Arabic Studies di San Diego University.

Menurut Ahmet T. Kuru, dunia muslim telah memiliki pemikir-pemikir dan pedagang-pedagang berpengaruh pada awal sejarahnya, justru ketika di waktu yang sama Eropa masih diselimuti ortodoksi agama dan kekuasaan militer. Dunia muslim kala itu tengah menunjukkan suatu peradaban berkemajuan, memimpin dunia dengan intelektual terkemuka dan capaian ekonomi yang unggul.

Namun mengapa dunia muslim kontemporer justru di bawah bayang-bayang ketertinggalan — underdevelopment? Hal ini harus dijelaskan, agar dapat membaca suatu lintasan sejarah yang dapat mengoreksi jalan masa depan.

Baginya, hal ini bukan peristiwa yang kebetulan. Ada penjelasan sejarah yang menyebabkan dunia muslim belum dapat kembali memimpin peradaban berkemajuan. Ahmet mengoreksi penjelasan yang mengatakan setidaknya dua hal yang membuat dunia muslim mengalami kemunduran yakni pertama, paham Islam itu sendiri anti kemajuan; kedua, kolonialisme barat.

Dalam pemahaman Ahmet T. Kuru faktor nomor satu tersebut dibantah dengan bermunculannya era keemasan (golden age) dunia muslim. Banyak temuan terkemuka yang berdampak pada perjalanan peradaban terkini, termasuk dunia teknologi. Sementara aspek kedua juga tidak sepenuhnya benar karena dalam penelusurannya, ketika kolonialisme barat memasuki dunia muslim, telah banyak kemunduran yang dialami oleh dunia muslim.

Faktor utama yang menjadi penghambat kemajuan dunia muslim menurutnya adalah terjadinya persekutuan antara ulama ortodoks dan negara-negara militer. Akibat persekutuan yang berorientasi kepada kekuasaan itu membuat kaum intelektual dan ekonomi terpinggirkan. Kreatifitas intelektual terbelenggu.

Kita boleh bersetuju atau tidak dengan pendapat Ahmet T. Kuru tersebut. Namun bagi saya, ulasan penulis buku ini sangat menarik dibaca agar kita generasi muda mengerti bagaimana pasang surut sejarah panjang dunia muslim, dan sekaligus menjadi bahan refleksi, dimana Indonesia sebagai salah satu bagiannya.

Buku ini terdiri dari Pendahuluan, Bagian I: Masa Kini, yang dibagi ketiga sub bagian yakni: 1. Kekerasan dan Perdamaian; 2. Otoriterianisme dan Demokrasi; 3. Ketertinggalan Sosioekonomi dan Pembangunan.

Bagian II: Sejarah, terdiri 4 sub bagian yakni: 4) Kemajuan: Para Sarjana dan Pedagang (Abad ke-7 ke-11); 5). Krisis: Invasi (abad ke-12 hingga ke-14); 6). Kekuasaan: Tiga Imperium Muslim (Abad ke-15 hingga ke-17); 7). Keruntuhan: Kolonialisme Barat dan Para Reformis Muslim (Abad ke-18 hinga ke-19). Dan ditutup dengan Kesimpulan.

Bersyukur buku bagus seperti ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia Penerbit KPG.

Selamat membaca dan menyongsong Tahun Baru 2021.

(***)

Penulis: Nugroho Noto SusantoEditor: M Syari Faidar