BALI(Cakrawalaindonesia.online) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meyakini bahwa wedding industry mampu menjadi lokomotif dalam pemulihan ekonomi tidak hanya di Indonesia namun secara global sehingga bisa membuka lapangan kerja baru dan berkualitas serta mewujudkan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat memberikan Welcome Remarks for Destination Wedding Planners (DWP) Congress 2022 di Bali International Convention Center, The Westin Nusa Dua, Bali, pada hari Rabu (28/09/2022) mengatakan berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenparekraf menunjukkan sebelum pandemi COVID-19 melanda, nilai dari industri pernikahan domestik diperkirakan mencapai lebih dari 4 miliar dolar AS pada tahun 2019. Dan angka ini meningkat sekitar 20 hingga 30 persen di tahun 2020 sebelum akhirnya terhenti oleh pandemi.
“Jadi ini adalah peluang yang sangat besar yang bisa diambil oleh pelaku industri untuk memajukan industri wedding dan menjadi lokomotif penciptaan lapangan kerja baru dan berkualitas. Juga mendorong kehadiran pariwisata berkelanjutan,” kata Menparekraf.
Sebab, untuk satu acara pernikahan dapat menghimpun antara 200 hingga 300 pekerja yang turut menyiapkan dan menyukseskan jalannya hajatan tersebut. Yang terdiri dari beragam subsektor ekonomi kreatif seperti fotografer, vidiografer, fesyen desainer, make up artist, food and beverage, hingga suvenir.
Selain itu, length of stay dari kunjungan untuk acara pernikahan lebih panjang, yaitu berkisar lima hingga tujuh hari, serta memberikan multiplier effect bagi industri lain, seperti pelaku UMKM dan atraksi wisata lainnya.
Menparekraf Sandiaga pun memberikan rekomendasi lima destinasi pariwisata yang dapat dijadikan tempat berlangsungnya pernikahan selain Bali ‘the paradise on earth’. Mulai dari Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, dan Likupang di Sulawesi Utara.
“Ini adalah lima destinasi super prioritas di Indonesia yang bisa masuk ke dalam wedding list. Tentunya keindahan alam yang ditawarkan sangat mempesona,” katanya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung penuh kegiatan Destination Wedding Planner (DWP) Congress ke-8 yang berlangsung pada 27 hingga 29 September 2022 di Bali. Peserta yang hadir dalam DWP sebanyak 500 orang yang datang dari 70 negara.
Destination Wedding Planners (DWP) Congress dikenal sebagai platform B2B (business to business) terbesar di dunia yang mempertemukan mitra strategis di sektor wedding. Dari mulai destination wedding planners, pelaku bisnis perhotelan, pelaku pariwisata dan mitra kreatif, serta wedding industry suppliers di dunia.
“Kami sangat senang menjadi tuan rumah konferensi pernikahan paling bergengsi di dunia. Dan saya berharap kolaborasi ini tidak hanya untuk beberapa hari ke depan tetapi akan menjadi kemitraan berkelanjutan,” ujar Menparekraf.
Co-Founder and Director QNA International, Ackash Jain, mengaku senang DWP Congress ke-8 akhirnya dapat terselenggara di Bali. Karena acara yang seharusnya digelar dua tahun lalu ini tertunda akibat pandemi COVID-19. Dan ini semua tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan dari Kemenparekraf.
“Saya yakin wedding industry membawa dampak pada peningkatan ekonomi tidak hanya di Bali tetapi seluruh Indonesia. Dan kami sangat berharap untuk memiliki hubungan kerja sama jangka panjang dengan Indonesia,” ujarnya.
Director QnA Internasional, Sidh NC, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kemenparekraf yang telah mendukung penuh terselenggaranya Destination Wedding Planner 2022 di Bali, Pulau Dewata, yang memiliki daya pikat keindahan alam dan budaya yang beragam.
“Tanpa dukungan dari Kemenparekraf kami tidak dapat mengadakan pertemuan ini di Bali dengan membawa para pelaku industri wedding dari berbagai negara. Dan kami akan memberikan pengalaman pernikahan terbaik dunia. We take you through the journey infinity and beyond, reviving, reigniting and restarting the love for weddings,” kata Sidh.(***)