YOGYAKARTA(CIO) – Ratusan bank sampah di Yogyakarta tidak beroperasi meski Pemerintah setempat telah berupaya melakukan pengelolaan sampah secara optimal.
Terdapat 566 bank sampah yang tersebar di Kota Yogya di antaranya mati suri dan 166 masih aktif beroperasi termasuk para nasabahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, mengungkapkan 60 persen sampah di Kota Yogya didominasi oleh sampah organik.
“Sehingga bank-bank sampah di Yogya harus dibangkitkan lagi. inilah kenapa penguatan bank sampah di setiap wilayah harus segera direalisasikan,” katanya saat menjadi pembicara sarasehan bank sampah, Kamis (28/07/2022) di Patangpuluhan, Wirobajan.
Sampah organik yang berlimpah di Kota Yogya menjadi PR besar untuk dikelola dengan cara di daur ulang—tidak hanya terfokus pada pemilahan jenis sampah kering, basah dan anorganik.
Inilah mengapa pada 2022 semua bank sampah di Kota Yogya ditargetkan kembali beroperasi dengan harapan terjadi penambahan nasabah dan dapat dioptimalkan.
Bank sampah di Kemantren Wirobrajan dapat menjadi contoh gerakan bank sampah bagi kemantren lain di Kota Yogya.
Hal itu karena Kemantren Wirobrajan memiliki 34 bank sampah dan 617 nasabah yang masih aktif beroperasi.
Puluhan bank sampah itu yakni 11 bank sampah di Kelurahan Pakuncen dengan 195 nasabah.
Kelurahan Patangpuluhan 10 bank sampah dan 196 nasabah.
Kelurahan Wirobrajan 13 bank sampah dengan 226 nasabah.
Ditambah 20 bank sampah regular, 8 bank sampah dalam pembinaan, 3 bank sampah berusia belia, dan 1 bank sampah dalam daftar pendataan ulang.
Penumpukan sampah hingga menyebabkan darurat sampah yang berulangkali terjadi di Kota Yogya merupakan persoalan serius yang menjadi tanggung jawab bersama.
“Maka, bank sampah harus digerakkan mulai dari tingkat RT,” kata Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogya, Aman Yuriadijaya.
Aman menjelaskan, setelah di setiap RT terdapat bank-bank sampah selanjutnya akan dilakukan bimbingan teknis pengelolaan sampah organik rumah tangga dan pembuatan biopori.
Sampah-sampah rumah tangga yang akan disetorkan ke bank sampah terlebih dahulu sudah dipilah sesuai jenisnya, mana sampah organik dan mana sampah anorganik.
“Untuk inovasinya kami serahkan ke wilayah, silakan membuat terobosan yang bisa dijadikan percontohan wilayah lain,” ucap Aman Yuriadijaya yang juga menjabat Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta.
Terkait pendataan bank-bank sampah yang masih beroperasi atau tidak aktif beroperasi menjadi sangat penting ketika Pemerintah setempat memberikan dukungan anggaran maupun fasilitas.
Aman membeberkan, rencana pada Oktober mendatang akan diluncurkan klinik bank sampah sebagai penguatan penanganan sampah di Kota Yogya.
Pihaknya berharap persoalan sampah di Kota Yogyakarta dapat diakhiri dengan adanya bank-bank sampah di setiap kelurahan.(***)