ROKANHULU(CIO) — Pasar biasanya menjadi tempat menjajakan aneka barang, mulai dari hasil bumi sampai produk industri, namun bagaimana kalau ada pasar yang juga dipakai untuk menjajakan badan..? bahkan diduga menjadi ajang pelacuran terselubung.
Bicara soal prostitusi atau pelacuran sepertinya tak ada habisnya, dimana hal ini sudah ada sejak zaman dahulu, sehingga kegiatan ini berkembang menjadi ajang bisnis, dan berdirilah tempat-tempat warung berkedok warung kopi biasa untuk melangsungkan kegiatan prostitusi tersebut. Seiring zaman berganti kini Pasar Senin Pasir Pengaraian sudah berubah fungsi menjadi tempat mangkalnya para pelacur.
“Pelacur bukan hanya ada di tempat hiburan ataupun hotel, tapi ada juga di tempat umum yakni di Pasar Senin. Dan anehnya tempat itu hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari Kantor Satpol PP Rohul,” ujar salah seorang tokoh masyarakat yang meminta agar namanya dirahasiakan.
Selain itu warga sekitar Dusun Pasar Senin Desa Koto Tinggi Kecamatan Rambah berinisial ZM (43), AJ (59) dan JN (28) memetakan ada empat lokasi yang menjadi ‘pangkalan’ pekerja seks komersil (PSK) di kawasan itu. “Ada yang di pojok pinggir jalan itu, banyak yang baru datang dari Medan dan dari Jawa Barat,” kata ketiganya saat ditemui wartawan di sebuah warung kopi, Kamis (23/06/2022) sore.
Mereka menyebutkan area ‘Pangkalan’ PSK di Pasar Senin persisnya tepat di pinggir jalan arah belakang bahkan tak jauh dari Masjid Shohibul Jannah. “Untuk mengelabui petugas, pemilik warung mendesain tempat tersebut seperti warung kopi biasa namun di belakang warung tersebut ada rumah khusus yang merupakan tempat tinggal para perempuan PSK tersebut, bahkan mereka kerap berdiri menjelang larut malam. Terkadang mobil mewah datang menjemput untuk dibooking dan dibawa ke tempat lain,” jelas warga setempat dengan nada geram.
Kondisi itu membuat crew dari media ini mencoba mencari tahu kebenaran dari apa yang sering dibicarakan warga setempat. Dari pengamatan Team yang turun langsung ke lokasi hingar bingar keramaian warung tersebut, terlihat sejumlah wanita berpakaian seksi dengan dandanan menor menawarkan minuman. Terasa ada yang tak biasa dari pemandangan tersebut, jajanan itu terkesan biasa namun pembelinya cukup banyak di lokasi tersebut dan semuanya laki-laki.
Terlihat di pojok warung ada seorang wanita berpakaian ketat dengan rok mini tanpa malu berpelukan dengan seorang pria di tengah keramaian suara musik dangdut. Saat mencoba melirik ke belakang yang terlihat agak tertutup ada beberapa wanita cantik sambil menyapa. “Silahkan, pesan makanan atau yang lain,” ujar si penjaga warung seorang perempuan, sebut saja bernama Ely (bukan nama asli_red).
Saat ditanya apa saja yang dijual, Dia mengaku selain menjual kue ada juga menjajakan apa yang diinginkan lelaki. “Apa yang diinginkan mas pasti saya kasih,” ujarnya dengan nada menggoda. Saat ditanya lebih mendalam, dia enggan menjelaskan maksud dari perkataannya tersebut.
Sementara itu terlihat beberapa wanita seringkali diajak lelaki pergi dari warung itu, tapi entah mau diajak ke mana, pokoknya warung menjadi semacam lokasi pertemuan. Menurut beberapa lelaki yang ada di warung itu, sudah menjadi pemandangan biasa bagi mereka di tempat tersebut. Menurutnya, warung hanya menjadi lokasi pertemuan, namun kemana wanita-wanita itu berkencan dirinya tidak tahu. “Wanita-wanita nakal itu berasal dari luar Rohul” ujarnya.
Dia mengaku, kecewa dengan Pemdes setempat dan Satpol PP selaku penegak PERDA yang dianggapnya kurang tegas dalam menangani masalah ini,” tegasnya.
Kasatpol PP dan Damkar Rohul Ridharmanto, SIP melalui Kabid Ops dan Pengamanan Satpol PP Makmur Pasaribu, saat dihubungi wartawan media ini mengatakan sudah mengetahui isu tersebut dan pihaknya sedang melakukan pemetaan,“ ungkapnya singkat.(***/Alfian Top)