Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
RIAU  

BDPN dan Perempuan Duanu Tanam 10.000 Mangrove Sempena Hari Pohon Sedunia 2025

Tanam Mangrove
Foto bersama usai menanam pohon mangrove di pesisir Dusun Sungai Bandung, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir, Sabtu (22/11/2025).

TANAHMERAH(Cakrawalaindonesia.id) — Sempena Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada 21 November 2025, Bangun Desa Payung Negeri (BDPN) bersama Perempuan Masyarakat Adat Suku Duanu melaksanakan aksi ekologis penting berupa penanaman 10.000 bibit mangrove.

Penanaman pohon mangrove tersebut dipusatkan di pesisir Dusun Sungai Bandung, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Merah. Lokasi ini merupakan kawasan beberapa tahun terakhir mengalami intrusi air laut dan abrasi karena menurunnya kualitas ekosistem mangrove.

Bagi Suku Duanu, mangrove bukan hanya tumbuhan pesisir, tetapi sumber kehidupan yang telah membentuk identitas budaya mereka. Hal ini tercermin dalam semboyan kearifan lokal “Hoyyu Baru Buat Betedoh, usah ditebang bia nyu Tumboh” yang bermakna bahwa hutan mangrove adalah penopang hidup masyarakat adat Duanu.

“Masyarakat adat Duanu mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan senantiasa bergantung pada laut. Oleh karena itu, mangrove tidak boleh dirusak, melainkan harus dijaga, dirawat, dan dilestarikan agar kehidupan masyarakat tetap tumbuh dan berkelanjutan,” kata Ketua BDPN, Zainal Arifin Hussein, Ahad (23/11/2025).

Zainal menyampaikan puncak penanaman mangrove berlangsung pada Sabtu (22/11/2025) pukul 09:00 –15:30 WIB. Aksi ini adalah komitmen jangka panjang masyarakat adat untuk membangun bentang pertanahan dan memulihkan pesisir Indragiri serta melindungi kebun kelapa masyarakat petani.

“Mangrove adalah tameng ekonomi masyarakat pesisir. Bila mangrove rusak, maka rumah, kebun, bahkan mata pencaharian masyarakat akan rusak. Hari ini perempuan Duanu menunjukkan bahwa masyarakat adat bukan objek, tetapi penggerak utama pemulihan ekosistem. Ini kontribusi nyata kami untuk masa depan pesisir Indragiri Hilir,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan perempuan Duanu, Reti menegaskan peran penting perempuan dalam menjaga alam. “Perempuan Duanu adalah penjaga generasi dan penjaga alam. Dengan menanam mangrove, kami menanam kehidupan untuk anak cucu kami,” ungkapnya.

Aksi ini berhasil menanam 10.000 bibit mangrove dari jenis Rhizophora dengan metode jalur, dan penanaman pada area kritis abrasi. Total areal rehabilitasi mencapai 2 hektare dengan melibatkan Perempuan Adat Duanu, Generasi Muda, dan masyarakat setempat.

Penanaman mangrove ini juga menjadi bagian dari kontribusi masyarakat lokal terhadap agenda nasional FOLU Net Sink 2030, yaitu upaya Indonesia untuk mencapai kondisi emisi nol atau negatif dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada tahun 2030.

Mangrove dikenal sebagai penyerap karbon yang sangat efektif tiga hingga lima kali lebih tinggi dibandingkan hutan daratan sehingga penanaman 10.000 bibit ini diperkirakan mampu menyumbang potensi penyerapan karbon puluhan ton CO₂e per tahun, sekaligus memperkuat adaptasi pesisir terhadap perubahan iklim.

Aksi BDPN dan Perempuan Duanu ini menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga besar, tetapi juga gerakan akar rumput yang didorong oleh kearifan lokal dan kepedulian masyarakat adat terhadap masa depan wilayah mereka.

Acara puncak ini turut dihadiri Kapolres Indragiri Hilir yang diwakili Kapolsek Tanah Merah IPTU Edi Saputra, S.H, Camat Tanah Merah yang diwakili oleh Sekcam, Suhirwan, S.Sos., M.Si, Kepala Desa Tanjung Pasir Amron, S.Pd, Perwakilan dari IKDR, JIKALAHARI, dan M4CR Riau.

Juga dihadiri FEB UNISI, PPI, HMI, BEM UNISI, BEM STIKES HUGE, BRIMASPALA, GREENOMOS, KAWAN PESISIR, Asosiasi Petani Kelapa Rakyat (AKAR), serta masyarakat setempat yang memberikan dukungan penuh terhadap aksi pemulihan ekosistem pesisir ini.(***)