Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
RIAU  

Dari Takut Salah Jadi Berani Tampil: Lokakarya Puisi Ubah 30 Anak dan Remaja

Lokakarya Puisi
Dari Takut Salah Jadi Berani Tampil: Lokakarya Puisi Ubah 30 Anak dan Remaja. (dok: NHG)

RAMBAHHILIR(Cakrawalaindonesia.id) – Sebanyak 30 anak dan remaja dari empat desa di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menunjukkan antusiasme luar biasa dalam mengikuti Lokakarya “Membaca Senang, Menulis Riang” yang digelar TBM Rumah NiNa atau yang lebih dikenal dengan Rumah baca NiNa pada Sabtu, (27/9/2025), di Aula SMP Muhammadiyah Rambah Hilir.

Kegiatan yang berlangsung selama delapan jam (08.00-16.00 WIB) ini menghadirkan Muhammad Asqalani EnEsTe, penulis puisi dan penyair ternama Riau, sebagai narasumber utama.

Para peserta yang berasal dari Desa Rambah Hilir, Rambah Muda, Rambah, dan Rambah Samo tampak terpukau dengan gaya penyampaian narasumber yang energik, ekspresif, dan komunikatif. Muhammad Asqalani EnEsTe berhasil menciptakan atmosfer belajar yang menyenangkan dengan terus mengajak peserta berpartisipasi aktif tanpa rasa takut untuk berbuat salah.

Ketua TBM Rumah NiNa, Nirma Herlina, menjelaskan bahwa lokakarya ini memiliki tujuan yang lebih luas dari sekadar meningkatkan literasi baca tulis di kalangan anak dan remaja. “Kegiatan ini menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan melalui membaca dan menulis, khususnya puisi. Kami ingin mereka berani mengungkapkan diri tanpa takut salah,” ujarnya.

Lokakarya ini didanai oleh Program Fasilitasi & Pembinaan Kelompok Masyarakat: Apresiasi bagi Komunitas Literasi tahun 2025 dari Pusat Pembinaan Bahasa & Sastra, Badan Pengembangan & Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dalam kegiatan tersebut, peserta mendapatkan berbagai pengalaman belajar yang beragam. Mereka belajar mengulas atau mereview buku dan mempraktikkannya langsung menggunakan koleksi dari 1.000 buku bantuan pemerintah. Selain itu, mereka juga mendalami teknik menulis dan membaca puisi dengan intonasi serta ekspresi yang tepat.

Puncak acara yang paling dinanti adalah sesi praktik membaca puisi. Meskipun semua peserta ingin tampil, keterbatasan waktu hanya memungkinkan enam peserta untuk membacakan puisi di hadapan audiens. Peserta lainnya diminta membuat video baca puisi untuk diunggah di media sosial masing-masing sebagai bentuk dokumentasi dan latihan kepercayaan diri.

Salah satu peserta, Erika Natasya, mengungkapkan perubahannya setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya merasa senang bisa mengikuti kegiatan ini karena mendapat banyak pengalaman baru. Kegiatan membaca dan menulis yang biasanya terasa membosankan menjadi lebih menyenangkan melalui cara-cara kreatif yang diberikan pemateri. Selain itu, saya juga bisa berlatih menuangkan ide dalam bentuk tulisan dengan lebih bebas dan percaya diri,” ungkapnya.

Erika berharap TBM Rumah NiNa dapat rutin melaksanakan kegiatan serupa agar minat baca dan keterampilan menulis anak-anak semakin berkembang.

Ketua Panitia, Ericka Tri Maharani, menyampaikan bahwa dari 30 peserta yang terdiri dari remaja dan anak-anak dari empat desa tersebut, semuanya berhasil mencapai target pembelajaran. “Hasil akhir dari lokakarya ini adalah peserta dapat menulis sebuah review buku, menulis puisi, dan membaca puisi dengan ekspresif,” jelasnya.

Lokakarya ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dan remaja dapat berkembang dari yang tadinya takut salah menjadi berani tampil dan mengekspresikan diri melalui sastra.(NHG)