JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Sebanyak 231 calon atlet mengikuti program “Mendobrak Batas” yang digelar National Paralympic Committee (NPC) Indonesia di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, pada 20 Februari hingga 21 Februari 2025.
Program yang difokuskan untuk mencari atlet baru ini menghadirkan peserta dari usia 10 tahun hingga 23 tahun. Para calon atlet ini menjalani sejumlah pengetesan dasar.
Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) NPC Indonesia, Sapta Kunta Purnama, menjelaskan pengetesan dasar ini dilakukan untuk mengetahui potensi dari setiap atlet, mulai dari klasifikasi,kekuatan otot dan sendi, rentang otot hingga daya tahan kardiovaskuler.
“Tesnya masih bersifat umum yang bisa mencerminkan seberapa kekuatan otot, kemudian daya tahan, yang itu nanti bisa memprediksi kedepannya calon atlet ini cocok di cabang olahraga apa, sesuai dengan klasifikasinya,” ucap Sapta Kunta, Kamis (20/2/2025) siang.
Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun, mengungkapkan kegembiraannya ketika program “Mendobrak Batas” mulai berjalan. DKI Jakarta menjadi satu dari 35 provinsi yang akan dihadiri NPC Indonesia dalam upaya mencari atlet berbakat. Program ini juga sukses dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan pada 15 Februari 2025 dengan peserta sebanyak 147 calon atlet.
“Biar bagaimana pun, kita harus meregenerasi atlet yang usianya sudah uzur. Kita harus mencari atlet yang kita persiapkan untuk mengikuti Paralimpiade 2028 Amerika Serikat. Sekarang ini kita harus mendobrak batas,” ucap Senny Marbun.
“Kegiatan ini juga bagian dari sosialisasi untuk seluruh masyarakat difabel bahwa mereka juga berhak menjadi atlet,” imbuh Senny Marbun.
Dalam program “Mendobrak Batas” di Gelanggang Jakarta Timur, turut hadir Reda Manthovani yang menjabat sebagai Chef de Mission pada ajang Paralimpiade Paris 2024.
Reda mendukung penuh program pencarian atlet di seluruh pelosok Tanah Air. Keberhasilan meraih 15 medali di Paris wajib dijadikan motivasi untuk lebih berprestasi pada ajang-ajang berikutnya.
“Harapannya masing-masing daerah punya stok atlet yang bisa diandalkan, sehingga nanti pertarungan tingkat nasional, seperti ajang Peparnas, akan menjadi lebih seru. Setelah itu ada ASEAN Para Games, Asian Para Games. Kita harus punya stok atlet,” papar Reda Manthovani.
Reda menyebut, program ini turut memberikan harapan kepada masyarakat disabilitas untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
“Saya ingin mengajak teman-teman disabilitas punya kepercayaan diri yang lebih kuat, lebih tinggi, agar hidupnya lebih bermanfaat bagi dirinya, keluarganya maupun bangsanya,” ujar Reda Manthovani.
Sementara itu, Ketua NPCI DKI Jakarta, Yasin Onasie, bersemangat memantau 231 calon atlet yang berasal dari wilayah DKI Jakarta. Kegiatan ini turut membantu NPCI provinsi dalam mendapatkan atlet baru.
“Dalam kegiatan ini juga ada festival olahraga disabilitas dalam rangka provinsi DKI Jakarta mencari bibit-bibit atlet untuk kegiatan olahraga disabilitas selanjutnya,” ucap Yasin Onasie.
Calon atlet terpilih dari setiap provinsi nantinya akan dibawa ke Kota Solo untuk dilatih dan dipantau progresnya. Jika memiliki potensi untuk terus dikembangkan, maka atlet tersebut akan masuk dalam pemusatan latihan jangka panjang.