Melancong ke negeri gunung-gunung.
Awan memayungi dedaunan hidup.
Hujan Nopember membasahi tandusnya bumi.
Melata dan tumbuhan hijau menyala di atasnya.
Menyambung tunas yang tumbuh dan tumbang di hari kemudian.
Guru telah menumbuhkan tunas kehidupan.
(Al firdaus)
Hampir semua orang pernah merasakan bagaimana bersama seorang guru. Keberadaan guru dimana tempat selalu menyajikan sebuah cerita bagi para muridnya. Kenangan bersama guru ternyata membawa pada kehedupan mereka sampai dewasa kelak. Ada ratapan yang membuat sang murid berkata dalam hatinya. “Ternyata benar kata guruku.” Pernyataan tersebut yang dahulu disangkal habis-habisan bahkan disangkal dengan kebolosan untuk tidak mengikuti pelajaran. Ternyata di kemudian hari terbukti benar penyataan Sang Guru.
Ada juga yang bercerita dengan temannnya, “Coba kalau aku dahulu mengikuti kata guruku. Mungkin tidak seperti ini.” Guru dengan berbagai tuntutan adminisrtasi yang terkadang menguras waktu dan keluarga mereka. Tapi dibalik semua itu guru tetap harus tampil sempurna di mata murid-muridnya karena ingin memberikan yang terbaik. Hal inilah menjadi value dan sangat sulit untuk dinilai dalam bentuk materi. Sehingga terbawa sampai ke dalam lubuk hati.
Guru menyambung tunas bangsa yang tumbuh dan tumbang. Ketika seorang anak dititipkan ke sekolah oleh orang tuanya, maka peran guru menjadi sangat penting. Di sekolah anak-anak akan dibentuk sesuai dengan kurikulum diknas pendidikan Indonesia. Jika ada anak-anak yang bermasalah guru terdepan untuk membenahi dan mencari solusi. Agar tidak segera tumbang di kemudian hari. Bahkan dalam sanuri bari Sang Guru entah berada di dunia mana, ia berkata dalam hatinya. Moga sesuatu saat nanti anak didikku ini berhasil.
Era Modern ini Guru ditunganggi dengan tuntutan tak kalah berat banyak yakni harus menyesuaikan dengan keadaan mereka. Di era dimana gitalisasi informasi sulit disaring dan ngerinya, hal tersebut memberikan pengaruh kepada generasi Indonesia. Maka disinilah peran guru membendung dampak-dampak negativ dari media digital tersebut. walaupun dengan tertatih mereka berusaha maksimalkan mengikuti zamannya.
Dikala para Guru berusaha serius dengan hal tersebut pada sisi lain guru didiskrtikan dan bahkan ada yang dilaporkan ke polisi. Karena hal yang mungkin kurang berkenaan terhadap pola asu dengan orang tua. Maka pada hari guru ini “Bermaknakah guru?” tanyakan dalam lubuk hati kita paling dalam. Pantaskah kita mendiskritkan mereka atau bahkan pantaskah kita menyiramkan air panas pada telaga ilmu yang menyejuk kita. Dalam Al-Qur’an pada surat al-Mujadalah: 11 dinyatakan bahwa Allah swt mengangkat derajat orang-orang berilmu karena keimanan mereka. Tanda keimanan kita adalah menghargai orang berilmu dan mengajarkannya.
Waallhu ‘alam.
Al Firdaus Dosen STES Bhakti Nugraha dan Guru SDTQ Jabal Rahmah Tangerang