Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here

Manfaat Pajak Untuk Pendidikan

Manfaat Pajak
Manfaat Pajak Untuk Pendidikan

Cakrawalaindonesia.id – Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana Rp660,8 triliun atau 20% untuk anggaran pendidikan. (kemdikbud.go.id). Itu angka yang tidak main-main, dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang unggul, inovatif, berintegritas dan berdaya saing menuju Indonesia emas 2045.

Dalam rangka menghadapi, dampak krisis keuangan global, sangat mendesak untuk memperkuat basis perpajakan nasional guna mendukung penerimaan negara dari sektor perpajakan yang lebih stabil.

Pelaksanaan Pasal 37A ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sangat efektif untuk memperkuat basis perpajakan nasional. (https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/16TAHUN2009UUPenj.htm).

Kedua lembaga tersebut berperan aktif dalam rangka mencerdaskan generasi bangsa Indonesia. Salah satu dari manfaat pajak yang dapat dirasakan dalam bidang pendidikan. Dimana pendidikan memiliki perangaruh terhadap kemajuan generasi bangsa Indonesia.

Apalagi mengingat pertumbuhan pendudukan yang semakin meningkat tajam. Maka pemerintah dihadapkan dengan berbagai tantangan salah satunya generasi Z. Dimana generasi menurut data Laporan Badan Pusat Statistik 22,3 persen mengalami penganguran. Kita tidak perlu mencari kambing hitam tapi kita perlu memberikan solusi.

Dengan adanya sumber alokasi yang besar harusnya hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprogresifkan dunia pendidikan di Indoensia. Terutama bagi yang lulus sekolah menengah atas. Mengapa menengah atas karena ini adalah generasi yang tanggung memilih antara kerja dan melanjutkan studi ke penguruan tinggi.

Jika melanjutkan ke perguruan tinggi ada biaya yang harus dipenuhui kecuali mendapatkan beasiswa bidik misi atau LPDP. Maka solusi yang tepat generasi ini harus dibekali dengan keahlian digital. Apalagi mereka sudah sangat akrab dengan smartphone hal tersebut memudahkan mereka. Alias tidak gaptek dengan tekhnologi.

Tentunya, keahlian digital ini harus dimanajemen dengan efesien dan efektif. Siapa sasarannya?apa materi yang diajarkan?bagaimana jam berlajarnya?modulnya seperti apa?jangka waktu berapa lama?semua harus direncanakan dengan mateng.

Contoh seperti keahliannya membuat kontens vedio lucu. Dengan jangka waktu tiga mulai menguasai. Jam belajar di hari jumat dan sabtu sore atau fleksible. Target pasar televise Indonesia.

Dunia digital tidak hanya terkait dengan vedio saja masih banyak wilayah lain seperti menulis, memasak, pendidikan wisata. Semua dapat di eskplor oleh generasi saat ini. Setelah berjalan dengan baik. Maka program tersebut turun ke bawah yakni menyasar generasi lulusan menengah pertama, dimana lulusan ini.

Diberikan keahlian-keahlian yang sama atau pun sesuai dengan wilayah Indonesia masing-masing. Seperti jika generasi tersebut berada di laut maka pelajaran tentang kelautan dan ikan menjadi keahliannya.

Atau seperti daerah Sumatra Selatan penghasil karet dan sawit maka mereka diajak untuk berkebun karet dan sawit memelihara sendiri atau bagi hasil. Dan Indonesia tidak hanya sebatas karet dan sawit. Masih ada cengkeh, tembakau.

Hasil bumi tersebut dapat diberdayakan dalam rangka mengurangi pengangguran di Indonesia. Terus yang jadi pertanyaan apakah mereka mau berkebun sesuai dengan daerah mereka masing-masing? Maka disinilah peran pemerintah daerah dan pusat untuk mensosialisasikan program-program tersebut, tenutnya, dibuat dengan menarik dan diberikan kemudahan.

Jadi manfaat pajak yang ada di Indonesia akan benar-benar menyentuh seluruh masyarakat Indonesia. Paling tidak untuk jangka waktu beberapa tahun ke depan generasi yang tidak memiliki keahlian dapat menggunakan keahlian dalam rangka bertahan hidup.

Penulis: Al Firdaus

Wakasek SDTQ Jabal Rahmah Tangsel