JAKARTA(Cakrawalaindonesia.id) – Kebakaran lahan semak ilalang dan pepohonan dengan luas kurang lebih satu hektare terjadi di lereng Gunung Merbabu, Selasa (26/9). Adapun lokasi tepatnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu blok Hutan Spekta Merbabu, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Menurut laporan staf Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Ashadi, titik api pertama kali terpantau pada pukul 18.00 WIB. Api kemudian merambat dan menyebar ke segala penjuru.
“Api diketahui pada jam 18.00 WIB,” jelas Ashadi.
Mengetahui adanya titik api tersebut, anggota BPBD Kabupaten Semarang bersama tim gabungan dengan sigap melakukan pemadaman menggunakan alat-alat seadanya seperti sekop, parang, cangkul dan sabit. Upaya tersebut kemudian membuahkan hasil. Dalam waktu kurang dari 90 menit atau pada pukul 19.25 WIb api dapat ditaklukan.
“Alhamdulillah sudah padam jam 19.25 WIB,” ungkap Ashadi.
Terkait penyebab terjadinya kebakaran lahan tersebut sampai saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Empat Lokasi Lain
Pada hari yang sama, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga terjadi di empat lokasi lain di Kabupaten Semarang. Adapun menurut Ashadi, empat lokasi itu meliputi kawasan Hutan Wisata Penggaron, hutan pinus di Desa Sepakung, lahan di Desa Kawengen dan Kelurahan Susukan.
Adanya kebakaran di lima lokasi dalam satu hari itu tentunya membuat tim BPBD Kabupaten Semarang bersama Damkar dan relawan harus pontang-panting menaklukan api. Seperti ketika tim berupaya memadamkan api di kawasan Hutan Wisata Penggaron. Belum lama setelah berhasil menjinakkan api, laporan kejadian kebakaran lahan kembali diterima oleh tim dan lokasinya berada di hutan pinus Desa Sepakung. Mau tidak mau tim harus segera beranjak menuju titik lokasi.
“Hutan Penggaron sudah aman. Api sudah padam. Pihak Perhutani tetap memonitor. Setelah pemadaman selesai, tim langsung bergerak ke Sepakung,” kata Ashadi.
Jika pemadaman kebakaran di Hutan Wisata Penggaron dapat dengan mudah dilakukan dengan bantuan mobil damkar dan tangki air, maka hal itu mustahil diterapkan di Sepakung. Sebab, medan cukup terjal dan tidak mungkin kendaraan damkar maupun tangki air bisa mencapai lokasi kejadian. Kendati demikian tim gabungan terap mengupayakan pemadaman semaksimal mungkin mengunakan cara manual, seperti metode yang digunakan di Gunung Merbabu, yakni gepyok dan alat lain seadanya.
“Sepakung itu kan lokasinya di kaki gunung. Ya tidak mungkin pakai mobil damkar,” jelas Ashadi.
“Mobil Damkar dan tangki dari BPBD serta tim semampunya menjangkau titik,” tambah Ashadi.
Selanjutnya, Ashadi juga melaporkan bahwa karhutla di dua titik lain, yakni di Desa Kawengen dan Kelurahan Susukan juga telah berhasil dipadamkan. Adapun jenis vegetasi yang terbakar merupakan semak belukar dan ilalang kering di lahan kosong milik warga.
“Kalau di Kawengen itu di wilayah Ungaran Timur. Itu sudah padam. Lalu di Kelurahan Susukan ini yang dekat dengan Hutan Wisata Penggaron. Apinya juga sudah padam,” kata Ashadi.
Musim kemarau masih melanda wilayah Indonesia khususnya di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kondisi itu menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Masyarakat diimbau agar bersama-sama menjaga wilayah agar tidak terjadi peristiwa serupa di kemudian hari.
Aktivitas di alam liar agar berhati-hati dalam penggunaan api. Sebelum meninggalkan lokasi agar dipastikan betul-betul bahwa api sudah padam. Di samping itu, masyarakat juga diminta untuk tidak membuang puntung rokok di sembarang tempat. Pastikan bara api telah padam sebelum membuangnya. Segera laporkan kejadian karhutla kepada BPBD, TNI, Polri, maupun instansi terkait lainnya.