RIAU(Cakrawalaindonesia.id) – Festival Pacu Jalur Tradisional 2023 ini digelar di Tepian Narosa, Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, mencuri banyak perhatian warganet, salah satunya aksi penari cilik yang menari di atas jalur atau perahu di tengah perlombaan.
Bahkan banyak warganet memparodikan tarian bocah di atas jalur sambil menari dengan diiringi musik kekinian. Di dunia maya, parodi bocah pacu jalur sedang menjadi tren yang disukai.
Pacu jalur merupakan tradisi yang sarat akan nilai sejarah. Jalur dalam bahasa daerah Kuansing diartikan sebagai sampan atau perahu yang panjang.
Event pacu jalur terbilang unik dan menarik. Sebab, ada penari viral di depan jalur yang terlihat asyik bergoyang ketika jalur melaju kencang membelah Sungai Kuantan. Ada yang menari seperti ular, naga, dan lainnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam pernyataanya di Jakarta, Jumat (25/8/2023) menjelaskan, festival yang digelar pada 23-27 Agustus 2023 itu harus terus dipromosikan meskipun sudah masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN).
“Pemerintah harus hadir dan saya juga melihat bahwa kunci kebangkitan ekonomi bisa kita lakukan jika event-event ini dilakukan lebih berkualitas,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rakhmat menyebut ada tiga orang yang terlihat menari saat jalur melaju kencang; Tukang Tari atau Anak Coki yang menari di posisi paling depan, kemudian ada Timbo Ruang berada di tengah jalur yang bertugas sebagai pemberi komando bagi para anak pacu atau atlet, dan ketiga adalah Tukang Onjai yang berada posisinya dipaling belakang, fungsinya untuk mengarahkan jalur. Ketiganya memiliki peran masing-masing.
“Biasanya bocah penari ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Kalau masih berimbang biasanya hanya berayun-ayun saja. Setelah finish dia sujud syukur di ujung perahu,” kata Roni.
Lantas, kenapa seorang bocah berdiri di ujung sampan? Pemilihan anak-anak bukan tanpa alasan. Sebab, berat badan anak-anak tergolong ringan. Sehingga posisinya berada di depan jalur.
“Anak-anak kan badannya ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa sedikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur namanya onjai,” ujar Roni.
Roni mengatakan, keterlibatan bocah sebagai penari sempat hilang saat event digelar beberapa kali terakhir. Namun untuk tahun ini, semua jalur wajib memiliki tiga elemen seperti penari, timbo ruang, dan onjai.
“Sempat dihilangkan untuk penari dan onjai. Tapi mulai tahun ini itu wajib semua jalur ada, kita mau angkat ini sebagai event budaya yang bukan hanya fokus pada juara. Kita bangga karena para penari ini dikenal dunia,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu anak coki, Rizal (12) mengaku dirinya baru enam bulan menjadi anak coki. Motivasinya hanya ingin terkenal di media sosial dan membanggakan tim pacu jalur yang diperkuat.
“Ingin viral saja, enggak takut jatuh ke sungai karena saya mahir berenang,” katanya.
Rizal mengaku keikutsertaan di Festival Pacu Jalur 2023 tak lain untuk mencari kesenangan dan melestarikan budaya yang sudah turun-temurun di kampungnya.
“Abang ikut jadi anak pacu (atlet), belajar joget sendiri liat video-video. Enggak takut jatuh, sudah bisa berenang,” kata Rizal sumringah.