Oleh: Buni Yani.
(CIO) — Bahasa Arab adalah bahasa paling matematis dari segi struktur bahasanya, sedangkan bahasa al-Qur’an adalah puncak kesusastraan karena keindahan bentuk, gaya, dan bunyinya.
Bila Bahasa Perancis dianggap indah karena bunyi sengaunya dan Bahasa Italia dianggap musikal karena lagunya, maka Bahasa al-Qur’an melampaui ini semua.
Karena superioritas linguistiknya ini maka al-Qur’an menantang kafir Quraisy: kalian bikin satu ayat saja kalau bisa menandingi bahasa dan sastra al-Qur’an.
Bahasa al-Qur’an tak ada duanya. Tapi untuk bisa menikmati keindahan dan mengambil pelajaran darinya, seorang Muslim harus meluangkan waktu untuk mempelajari bahasanya.
METODE AL-BUNYAN
Dengan metode pengajaran tradisional berbasis hapalan yang umum diterapkan di pesantren, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa memahami al-Qur’an. Dengan Metode al-Bunyan, insya Allah 4 bulan sudah bisa secara mandiri memahami al-Qur’an tingkat dasar.
Metode al-Bunyan menggabungkan metode pengajaran bahasa asing sebagai bahasa kedua yang cocok untuk siswa Indonesia. Metode al-Bunyan memulai proses belajar-mengajar dari persoalan yang dianggap sulit dan memberikan kunci dan rumus untuk dipahami siswa.
Dengan metode ini siswa akan sangat terbantu. Siswa akan menerapkan kunci dan rumus tersebut dalam memahami al-Qur’an.
Misi BQS adalah mengajak kaum Muslimin mencintai kitab suci al-Qur’an, dan salah satu cara agar bisa mencintainya adalah dengan memahami isinya dengan belajar Nahwu-Sharaf.
Fokus kursus BQS adalah mampu menerjemahkan al-Qur’an dengan mempelajari Nahwu-Sharaf dasar.
Mari mengaji bersama BQS.
WA: 0813162351251