JAKARTA(Cakrawalaindonesia.online) – Mantan Sekretaris Jenderal D-8, Dipo Alam, hari ini secara simbolik menyerahkan lukisan Shinzo Abe kepada Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji. Pemerintah Jepang, diketahui baru saja menggelar upacara pemakaman kenegaraan untuk mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada hari Selasa, (27/09/2022) kemarin.
Menurut Dipo, yang pernah menjabat Sekretaris Kabinet (2010-2014) pada masa Kabinet Indonesia Bersatu II, penyerahan lukisan karyanya tersebut dimaksudkan sebagai bentuk belasungkawa kepada mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang telah menjadi korban asasinasi pada tanggal 8 Juli 2022 lalu, sekaligus sebagai bentuk penghormatan atas kerjasama Indonesia dengan Jepang yang sejauh ini berlangsung baik.
“Kita semua prihatin dan berduka atas tragedi yang dialami oleh Shinzo Abe. Sebagai bentuk penghargaan, saya sengaja membuat lukisan Abe tengah mengenakan batik Jawa Hokokai,” ungkap Dipo.
“Karena kebetulan saya adalah salah satu pendiri sekaligus pemangku kepentingan di Yayasan Batik Indonesia, dan batik Jawa Hokokai merupakan corak batik yang lahir karena pengaruh Jepang, maka saya sengaja melukis mendiang Shinzo Abe tengah memakai batik Jawa Hokokai. Jadi, selain sebagai bentuk belasungkawa dan penghargaan kepada Abe, lukisan ini juga dimaksudkan untuk menandai hubungan baik antara Indonesia dengan Jepang,” imbuhnya.
“Kebetulan lain, tanggal 2 Oktober nanti adalah Hari Batik Nasional. Jadi, saya sekalian juga ingin mengundang kepada Pak Kanasugi untuk hadir dalam perayaan Hari Batik Nasional tersebut,” terangnya.
Menurut Dipo Alam, selama menjadi kepala pemerintahan, Shinzo Abe telah berhasil mewujudkan sejumlah kemitraan strategis dalam berbagai bidang antara Jepang dengan Indonesia. Hubungan bilateral kedua negara, ujar Dipo, terutama sangat menonjol dalam bidang infrastruktur, seperti yang terlihat dalam pembangunan MRT di Jakarta, pembangunan Pelabuhan Patimban, hingga ke pembiayaan pembangunan terowongan di ruas Padang-Pekanbaru.
Selain itu, ungkap Dipo, pada masa pemerintahan Abe, Indonesia dengan Jepang juga telah menjalin kerja sama IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement). Kerja sama ini fokus mengupayakan perluasan akses pasar produk potensial. Khususnya, di sektor perikanan, industri, pertanian, dan kehutanan.
“Melalui Yayasan Batik Indonesia, saya ingin mempererat kerjasama kebudayaan antara Indonesia dengan Jepang. Sejak zaman saya mahasiswa, misalnya, Jepang sudah sangat maju dalam mengembangkan teknik pewarnaan alami bagi produk tekstil. Saya ingin agar kemajuan itu bisa dimanfaatkan oleh para pengrajin batik di Indonesia untuk mengembangkan batik warlami (pewarna alami), terutama untuk corak batik Jawa Hokokai yang memang lahir karena pengaruh Jepang,” terang Dipo.
“Kalau para pengrajin batik kita bisa belajar di Jepang, misalnya, untuk belajar teknik pewarnaan alami, hal itu tentu akan semakin meningkatkan nilai tambah produk batik nasional. Apalagi, batik warlami harganya memang sangat tinggi,” imbuhnya.
Lukisan Shinzo Abe memakai batik ini diselesaikan Dipo Alam kurang lebih dua bulan, sejak bulan Juli lalu. “Saat pertama kali diberitahu kasus meninggalnya Abe, saya kebetulan sedang menyelesaikan lukisan tentang batik Jawa Hokokai. Sejak itulah saya kemudian langsung berpikir harus melukis Abe tengah mengenakan batik, sebagaimana lukisan-lukisan saya tentang para pemimpin dunia lainnya, yang semuanya dilukis tengah memakai batik,” tutupnya.(***)