Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
Close Ads Here
NEWS  

1.000 Wifi untuk Masyarakat Kota Yogya

Seorang wisatawan tampak sedang mengakses internet melalui layanan wifi gratis di Kawasan Malioboro. (Dok. Adham/CIO)

YOGYAKARTA(CIO) – Sebanyak 1.000 wifi ditargetkan terpasang di Kota Yogyakarta untuk memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan akses internet.

Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kota Yogyakarta menyebut saat ini terdapat 920 wifi publik tersebar di Kota Yogyakarta.

“Targetnya setiap RW di Kota Yogyakarta tersedia wifi publik,” kata Kepala Diskominfosan Kota Yogyakarta, Trihastono, Senin (08/08/2022).

Pemasangan 1.000 wifi di wilayah Kota Yogyakarta itu rencananya menggunakan dana APBD Kota dan Program CSR.

“Selama ini pihak swasta dilibatkan melalui program CSR untuk membantu penyediaan wifi publik di Kota Yogyakarta,” bebernya.

Sebanyak 920 wifi yang sudah terpasang 350 wifi di antaranya menggunakan dana APDB sedangkan sisanya melalui Program CSR.

Nantinya 1.000 wifi dapat diakses secara gratis di ruang terbuka hijau publik, pos ronda, gedung serba guna dan rumah ibadah.

Pemasangan wifi gratis di titik-titik spot yang sudah ditentukan harapannya dapat membantu meringankan beban biaya masyarakat terhadap kebutuhan internet.

Anak-anak sekolah juga akan dimudahkan mengakses internet untuk kebutuhan belajar dan sekolah daring.

Meski begitu belum diketahui apakah nantinya 1.000 wifi gratis akan tetap diamankan dengan password atau bebas password.

Pasalnya, sejumlah spot wifi di Kota Yogyakarta yang sebelumnya terpasang dapat dengan mudah diakses oleh publik, namun, belakangan akses internet melalui wifi ditutup menggunakan password.

Berdasarkan data dari Diskominfosan saat ini pengguna aplikasi JSS mencapai 201.982 dengan 222 menu layanan di antaranya layanan kedaruratan, laporan, perizinan, kependudukan dan program Gandeng gendong.

Aplikasi menu layanan JSS buatan Diskominfosan melibatkan 25 programer.

Diakui Trihastono, saat ini masyarakat telah memahami hak-haknya dan menuntut pemerintah melakukan peningkatan layanan publik secara lebih dekat dan efektif.

“Tingkat kekritisan masyarakat mendorong kami untuk berinovasi,” katanya.

Menurut Trihastono, inovasi apapun harus mudah diakses oleh masyarakat. Maka, semua aplikasi dibuat sendiri aplikasi dengan prinsip efisiensi anggaran.(***)